Filosofi Kopi yang berisi delapan belas judul, antologi cerita dan
prosa ini merupakan kumpulan karya Dee selama satu dekade (1995-2005).
Pemaknaan kembali kembali kopi, Buddha, Herman, surat tak
terkirimkan, cinta sejenis yang manis atau apapun, membuktikan Dee tetap
memesona. Kalau kemarin panitia Nobel sastra masih maju mundur dengan
nama Pramoedya, sekarang bisa memaknai kembali, melalui karya-karya ini.
Ruang cerpen yang sempit dijadikannya wahana yang intens namun tidak
sesak untuk mengungkapkan apa yang tak selalu mampu dikatakan. Lewat
refleksi dan monolog interioryang digarap dengan cakap dan jernih.
Pembaca diajaknya menjelajahi halaman-halaman kecil dalam cerpen yang
kini dijadikannya semesta kehidupan.